Imunisasi pada Bayi dan Risiko Jika Tidak Divaksinasi
Imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan bayi. Vaksinasi berfungsi membentuk sistem kekebalan tubuh agar mampu melawan berbagai penyakit menular yang berbahaya. Tanpa imunisasi, bayi berisiko mengalami komplikasi serius, kecacatan, bahkan kematian. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Manfaat Imunisasi bagi Bayi
Imunisasi memberikan perlindungan optimal bagi bayi terhadap berbagai penyakit yang berbahaya. Berikut adalah beberapa manfaat utama imunisasi:
1. Meningkatkan Kekebalan Tubuh Secara Spesifik
Imunisasi bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan bakteri atau virus tertentu. Dengan imunisasi dasar yang diberikan sejak lahir hingga usia 18 tahun, bayi memperoleh perlindungan aktif terhadap penyakit menular yang spesifik.
Terdapat dua jenis imunisasi, yaitu:
- Imunisasi dasar, yang diberikan untuk membangun kekebalan tubuh sejak dini.
- Imunisasi lanjutan, yang bertujuan untuk memperkuat dan memperpanjang perlindungan terhadap penyakit tertentu.
Sebagai contoh, vaksin hepatitis B (HB) diberikan segera setelah lahir untuk melindungi bayi dari infeksi virus hepatitis B yang dapat merusak hati.
2. Menurunkan Risiko Keparahan Penyakit
Meskipun sistem imun manusia mampu melawan infeksi ringan seperti batuk dan pilek, penyakit menular berbahaya seperti difteri, polio, atau campak dapat menyebabkan komplikasi serius. Dengan imunisasi, tubuh akan lebih siap dalam menghadapi serangan bakteri atau virus tersebut, sehingga mengurangi risiko keparahan penyakit.
3. Mencegah Kecacatan dan Kematian
Beberapa penyakit menular dapat menyebabkan cacat permanen atau bahkan kematian. Dengan imunisasi, risiko ini dapat dikurangi secara signifikan. Contohnya, polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, sedangkan campak dapat berujung pada kebutaan atau gangguan otak.
4. Mengurangi Risiko Wabah Penyakit
Jika cakupan imunisasi di suatu wilayah rendah, penyakit menular berisiko menyebar dan menyebabkan wabah. Contohnya, pada tahun 2005-2006, Indonesia mengalami wabah polio yang menyebabkan 385 anak mengalami kelumpuhan permanen. Dengan imunisasi yang luas dan merata, risiko wabah dapat diminimalkan.
5. Menjamin Masa Depan Anak yang Lebih Sehat
Anak yang mendapatkan imunisasi tepat waktu memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh sehat dan menjalani kehidupan yang berkualitas. Mereka dapat bermain, belajar, dan berkembang tanpa khawatir akan dampak penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Imunisasi memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit yang berbahaya. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Polio
Polio adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini sangat menular dan belum ditemukan obatnya. Vaksinasi polio diberikan sejak bayi lahir, lalu dilanjutkan pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang menyerang hati dan dapat menyebabkan sirosis serta kanker hati. Vaksinasi hepatitis B diberikan dalam 12 jam setelah lahir, diikuti oleh tiga dosis lanjutan.
3. Campak
Campak adalah infeksi virus yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, kebutaan, dan radang otak. Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan, lalu diulang saat anak berusia 15-18 bulan dan 5-7 tahun.
4. Tuberkulosis (TBC)
TBC dapat menyerang paru-paru dan otak, menyebabkan radang selaput otak (meningitis). Vaksin BCG diberikan pada bayi usia 2 bulan untuk melindungi dari TBC berat.
5. Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT)
Imunisasi DPT melindungi dari tiga penyakit sekaligus:
- Difteri, yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
- Pertusis (batuk rejan), yang bisa menimbulkan komplikasi serius pada bayi.
- Tetanus, yang menyebabkan kejang otot parah dan dapat berakibat fatal. Vaksin DPT pertama diberikan pada usia 6 minggu.
6. Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat berakibat fatal pada anak di bawah lima tahun. Vaksin PCV diberikan untuk melindungi bayi dari infeksi bakteri penyebab pneumonia dan meningitis.
7. Meningitis
Meningitis adalah infeksi pada selaput otak yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen. Imunisasi Hib diberikan untuk melindungi anak dari penyakit ini.
8. Cacar Air
Cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster dan sangat menular. Vaksin varisela diberikan pertama kali pada usia 1 tahun untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
9. Diare Berat Akibat Rotavirus
Infeksi rotavirus adalah penyebab utama diare berat pada bayi. Imunisasi rotavirus diberikan secara oral dalam dua atau tiga dosis mulai usia 8 minggu.
10. Influenza
Influenza bukan sekadar batuk pilek biasa, tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia. Vaksin influenza diberikan pertama kali pada usia 6 bulan dan perlu diulang setiap tahun.
Dampak Jika Bayi Tidak Mendapatkan Imunisasi
Jika bayi tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal, berbagai risiko dapat terjadi, antara lain:
- Rentan tertular penyakit menular yang berbahaya.
- Mengalami gejala penyakit yang lebih parah dibanding anak yang telah divaksin.
- Berpotensi menularkan penyakit kepada orang lain.
- Berisiko mengalami kecacatan permanen atau komplikasi serius.
- Meningkatkan kemungkinan terjadinya wabah di masyarakat.
- Tidak dapat masuk ke negara atau sekolah tertentu yang mensyaratkan imunisasi.
Imunisasi merupakan upaya perlindungan terbaik untuk mencegah bayi dari penyakit menular yang berbahaya. Dengan mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal, anak dapat tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik. Pastikan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis guna memastikan jadwal imunisasi anak terpenuhi.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. “Jadwal Imunisasi Anak”.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). “Manfaat Imunisasi untuk Anak”.
- World Health Organization (WHO). “Immunization: Protecting Our Future”.