Mencegah Stunting dengan Pola Asuh dan Nutrisi yang Tepat
Menurut teori H. L. Bloom (1974), status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti gaya hidup, lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Pada tumbuh kembang anak, faktor lingkungan merupakan yang paling berpengaruh. Pertumbuhan mengacu pada peningkatan ukuran dan jumlah sel serta jaringan antar sel, sementara perkembangan adalah peningkatan kapasitas struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Keduanya terjadi secara simultan dalam proses tumbuh kembang anak.
Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan anak dan memengaruhi kemampuan emosional, sosial, serta fisik. Kekurangan gizi yang terjadi dalam jangka panjang dapat dicegah melalui pola asuh yang baik, perbaikan gizi, serta akses terhadap sanitasi dan air bersih. Upaya pencegahan ini tidak hanya mencakup pemberian nutrisi yang cukup, namun juga pola pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Lingkungan sosial berperan penting dalam pengasuhan anak, sebab norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat turut membentuk pola pikir dan perilaku kesehatan keluarga. Norma dan budaya ini dapat mendukung atau, sebaliknya, menghambat pencegahan stunting, tergantung pada pemahaman masyarakat terkait kesehatan dan pengasuhan. Misalnya, norma yang menganggap pernikahan dini sebagai hal lumrah atau kebiasaan makan yang kurang seimbang bisa menjadi faktor risiko stunting. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan sosial yang membentuk pola pikir dan perilaku positif bagi ibu dan anak.
Perilaku ibu dalam memberikan asupan bergizi dan stimulasi tumbuh kembang juga berperan sangat penting. Penting bagi ibu untuk memahami nutrisi yang dibutuhkan anak, seperti pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan memperkenalkan makanan pendamping ASI yang seimbang. Pola pengasuhan ini harus dilengkapi dengan keterlibatan orang tua dalam stimulasi yang mengembangkan kognitif dan motorik anak, melalui aktivitas bermain yang edukatif.
Selain faktor nutrisi, perhatian terhadap kebersihan lingkungan dan peralatan makan juga penting dalam pencegahan stunting. Sanitasi yang baik membantu mencegah infeksi dan penyakit yang dapat mempengaruhi penyerapan gizi pada anak. Lingkungan yang bersih juga membantu anak tumbuh sehat dan bebas dari ancaman penyakit yang bisa mengganggu tumbuh kembangnya. Peran aktif orang tua dalam menjaga kebersihan ini sangat penting sebagai bagian dari pola asuh yang efektif.
Panduan dalam Buku KIA Kemenkes mengenai pemberian makanan bayi dan anak dapat menjadi pedoman penting dalam pencegahan stunting. Ini mencakup pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan dilanjutkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak. MP-ASI yang bervariasi, aman, dan diberikan dengan cara yang tepat akan mendukung pertumbuhan optimal anak dan mengurangi risiko stunting secara signifikan.