Mengenal Penyebab dan Faktor Risiko Mata Bayi Kuning
Apa Itu Bilirubin?
Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang terbentuk dari pemecahan sel darah merah tua. Biasanya, hati akan memproses bilirubin ini dan membuangnya melalui empedu ke dalam saluran pencernaan, lalu keluar dari tubuh melalui feses.
Pada bayi yang baru lahir, terutama yang prematur, fungsi hati belum berkembang secara sempurna sehingga kemampuan untuk memproses bilirubin masih terbatas. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penumpukan bilirubin dalam tubuh, yang tampak sebagai warna kuning pada kulit dan mata.
Kapan Mata Bayi Kuning Dianggap Normal?
Mata bayi kuning umumnya mulai terlihat pada hari ke-2 hingga ke-4 setelah kelahiran dan biasanya akan membaik dalam waktu 1 hingga 2 minggu. Kondisi ini disebut sebagai ikterus fisiologis dan umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus, asalkan bayi tetap mendapat asupan ASI yang cukup.
Namun, apabila mata bayi tampak kuning dalam 24 jam pertama sejak lahir, atau berlangsung lebih dari 2 minggu, maka kondisi tersebut perlu mendapatkan perhatian medis karena bisa menjadi tanda dari gangguan serius.
Penyebab dan Faktor Risiko Mata Bayi Kuning
- Kelahiran Prematur
Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu berisiko tinggi mengalami ikterus karena hati mereka belum cukup matang untuk memproses bilirubin secara efektif. - Kurangnya Asupan ASI
Bayi yang tidak mendapat cukup asupan ASI bisa mengalami dehidrasi, sehingga proses pengeluaran bilirubin melalui feses menjadi terhambat. Kondisi ini disebut sebagai ikterus karena kurangnya asupan ASI (breastfeeding jaundice). - Memar saat Persalinan
Proses persalinan yang sulit bisa menyebabkan bayi mengalami memar atau hematoma, yang berarti ada lebih banyak sel darah merah yang perlu dipecah dan diproses, sehingga meningkatkan kadar bilirubin. - Perbedaan Golongan Darah antara Ibu dan Bayi
Ketidaksesuaian golongan darah, seperti ibu dengan golongan darah O dan bayi dengan golongan darah A atau B, bisa menyebabkan antibodi dari ibu menyerang sel darah merah bayi, mempercepat pemecahannya, dan meningkatkan kadar bilirubin. - Atresia Bilier
Ini adalah kelainan bawaan langka di mana saluran empedu bayi tersumbat atau tidak berkembang dengan baik. Akibatnya, bilirubin tidak bisa dikeluarkan dari hati dan menyebabkan penyakit kuning yang parah. Tinja bayi bisa terlihat pucat dan urine berwarna gelap. - Kelainan Genetik seperti G6PD
Defisiensi G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase) menyebabkan sel darah merah menjadi lebih mudah rusak sehingga memicu peningkatan kadar bilirubin dalam darah. - Infeksi Darah (Sepsis Neonatorum)
Infeksi sistemik pada bayi baru lahir dapat memengaruhi fungsi hati dan mengganggu proses pengeluaran bilirubin, yang menyebabkan ikterus. Sepsis dapat disebabkan oleh bakteri seperti Escherichia coli, Streptococcus, atau Listeria monocytogenes.
Diagnosis dan Pemeriksaan
Untuk menilai tingkat keparahan ikterus, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar bilirubin melalui tes darah atau alat transkutan bilirubinometer. Pemeriksaan tambahan dapat mencakup uji fungsi hati, golongan darah, dan infeksi.
Pemantauan kadar bilirubin sangat penting untuk menentukan perlunya intervensi medis, terutama bila nilainya meningkat cepat atau mencapai ambang bahaya.
Penanganan Mata Bayi Kuning
Penanganan ikterus tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Jika ikterus ringan, bayi cukup diberi ASI atau susu formula secara teratur (8–12 kali sehari). Namun, bila kadar bilirubin terlalu tinggi, maka beberapa metode penanganan dapat dilakukan, seperti:
- Fototerapi: Bayi diletakkan di bawah lampu khusus yang membantu memecah bilirubin di bawah kulit.
- Pemberian imunoglobulin intravena (IVIg): Dilakukan bila ikterus disebabkan oleh ketidaksesuaian golongan darah.
- Transfusi tukar: Dilakukan dalam kasus yang sangat berat, yaitu dengan mengganti darah bayi dengan darah donor untuk mengurangi kadar bilirubin secara cepat.
Pencegahan dan Perawatan di Rumah
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu mencegah dan mempercepat pemulihan mata bayi kuning:
- Pastikan bayi mendapatkan cukup cairan dengan menyusui sesering mungkin.
- Amati warna kulit dan mata bayi setiap hari, terutama dalam dua minggu pertama kehidupan.
- Perhatikan tanda-tanda bahaya seperti demam, lemas, sulit menyusu, atau penurunan berat badan.
- Jangan menunda konsultasi ke dokter jika kondisi kuning tidak membaik atau memburuk.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Segera periksakan bayi ke fasilitas kesehatan apabila:
- Warna kuning muncul dalam 24 jam pertama setelah lahir.
- Warna kuning bertambah parah atau berlangsung lebih dari 2 minggu.
- Bayi menunjukkan gejala lain seperti lesu, demam, tidak mau menyusu, atau tinja berwarna putih.
Kesimpulan
Mata bayi kuning merupakan kondisi yang sering terjadi dan umumnya tidak berbahaya bila ditangani dengan tepat. Namun, dalam beberapa kasus, ikterus bisa menjadi indikator adanya gangguan serius pada hati atau metabolisme. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab, faktor risiko, dan langkah perawatan yang tepat. Konsultasi ke tenaga medis merupakan tindakan terbaik untuk memastikan kesehatan bayi tetap optimal.