Melatih Balita Tidak BAB di Popok
Melatih Balita Tidak BAB di Popok merupakan hal yang gampang gampang susah. Karena sebagai orangtua kita harus melatihnya dengan penuh kesabaran.
Anda mungkin berpikir bahwa ketika si kecil sudah bisa buang air kecil (BAK) di toilet, sudah tentu ia bisa juga buang air besar (BAB) di toilet. Kenyataannya, melatih balita anda untuk BAB di toilet sangat butuh kesabaran. Salah seorang ibu mengatakan bahwa anaknya butuh waktu yang tidak cepat untuk poop training. Dia hanya mau BAB di popoknya saja. “Anak saya itu kalau sudah mau pup, biasanya tiba-tiba menyendiri, mojok, kalau didudukin di toilet selalu nolak. Maunya cuma pup di popok sambil berdiri.”
Dr. Darcie Kiddoo, ahli urologi pediatrik di Stollery Children’s Hospital di University of Alberta, Edmonton, Canada, menjelaskan bahwa menolak BAB di toilet adalah masalah umum yang dihadapi anak-anak dan orang tua selama toilet training. “Ada sejumlah alasan mengapa anak-anak tidak ingin BAB di toilet. Tetapi alasan paling umum adalah rasa takut,” ujarnya.
Kiddoo menjabarkan bahwa anak-anak dapat takut dengan banyak aspek yang terjadi di toilet, misalnya saja air yang memerciki bokong mereka, takut terjatuh ke lubang kloset, suara ‘plung’ di air saat fesesnya jatuh, suara air yang deras saat flush ditekan, dan juga rasa sakit saat akan mengeluarkan feses. Ketakutan-ketakutan tersebutlah yang menyebabkan mereka lebih memilih untuk BAB di popoknya.
Anda memang sebaiknya tidak memaksanya untuk melepas popoknya dan duduk di toilet. Itu hanya akan membuatnya trauma. Jika balita Anda memiliki masalah yang sama, Anda bisa mempraktikkan dua tahapan melatih si kecil yang merupakan ide cerdas dari dr. Ari Brown, MD, FAAP, dokter anak di Austin, AS, ini.
Pertama, biarkan anak Anda BAB di popok, tetapi hanya saat berada di toilet. Jadi, begitu dia menunjukkan tanda untuk BAB, ajak ia ke kamar mandi dan dudukkan di kloset atau potty tanpa harus melepaskan popoknya. Dengan begini, ia akan merasa lebih aman dan nyaman.
Setelah ia selesai, lepas popok kotornya dan masukkan fesesnya tersebut ke lubang kloset untuk menunjukkan padanya ke mana seharusnya feses pergi. Cara ini akan menunjukkan kepadanya bahwa BAB yang benar adalah langsung di toilet, bukan di popok—walaupun ia masih menolak. Lakukan ini dengan konsisten setiap ia mau BAB.
Setelah seminggu atau lebih, Anda bisa memasuki tahap kedua, yakni tetap BAB di popok, namun dengan bagian bawah-agak ke belakang popok digunting terlebih dahulu sebelum Anda mendudukannya ke kloset atau potty. Dengan begitu, kotorannya akan langsung jatuh ke air. Ia pun bisa menyaksikannya langsung sehingga mulai beradaptasi dengan kejadian itu.
Lakukan tahapan ini berulang ulang beberapa minggu hingga balita anda benar-benar percaya diri untuk melepaskan popoknya saat pup.
Demikianlah salah satu cara Melatih Balita Tidak BAB di Popok, semoga bermanfaat.